Sabtu, 21 Februari 2015

contoh Kti - Penutup dan lampiran



BAB III
PENUTUP
Dalam bab penutup ini penulis menguraikan tentang (1) simpulan, dan (2) saran dari karya tulis ilmiah ini.

3.1 Simpulan

            Formalin adalah senyawa yang berbahaya bila dicampur dalam makanan. Karena bersifat karsinogenik. Formalin biasa digunakan sebagai pengawet pada makanan, sedangkan boraks juga bersifat karsinogenik.
Formalin sejatinya digunakan sebagai pengawet mayat, pengeras kuku, disinfektan, sebagai urea dan sebagainya. Sedangkan boraks sejatinya digunakan sebagai insektisida, pembersih mata, dan sebagainya.
Bleng adalah bentuk tidak murni dari asam borat yang didapat dari ladang garam. Bleng biasa digunakan pada produksi krupuk puli/krupuk nasi, karak, da sebagainya.

Dampak negatif dari formalin dan boraks dapat bersifat akut maupun kronik. Dampak akut berarti dampak yang dapat secara langsung terlihat setelah formalin atau boraks terkonsumsi, sedangkan dampak  kronik adalah dampak yang terlihat setelah formalin atau boraks terakumulasi dalam tubuh.
Dari hasil angket yang sudah disebarkan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMP Negeri 20 Malang mengetahui dampak negatif dari penggunaan formalin dan boraks pada makanan. Namun disayangkan sebagian

besar siswa tidak mengetahui cara untuk mengenali jajanan yang mengandung formalin/ boraks.
Dapat disimpulkan juga bahwa jajanan yang dijual di luar SMP Negeri 20 malang kurang aman untuk dikonsumsi karena setelah dilakukan pengujian. Kami mengetahui bahwa hampir seluruh jajanan yang dijual diluar SMP Negeri 20 Malang mengandung formalin dan boraks. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah perlu menanggapi dengan tegas terkait dengan perkara penggunaan boraks dan formalin dalam jajanan disekitar sekolah. Sekolah juga perlu melakukan sosialisasi kepada siswa, petugas kantin, guru, dan staf mengenai cara untuk mengenali jajanan yang mengandung bahan kimia berbahaya boraks dan formalin, serta dampak negatif dari penggunaan formalin dan boraks dalam jajanan siswa.
 Dapat disimpulakan pula bahwa faktor ekonomi sangat berpengaruh pada penggunaan formalin dan boraks dalam jajanan. Berdasar analisa kami, harga dari pengawet berbahaya seperti: formalin dan boraks dengan pengawet yang lebih aman untuk kesehatan, seperti: natrium benzoat dan garam menunjukkan perbedaan harga yang signifikan. Hal ini tentu menarik minat penjual untuk menggunakan bahan pengawet berbahaya dikarenakan laba yang dihasilkan cukup melimpah.
            Berdasarkan hipotesis penulis mengenai indikasi kandungan formalin/boraks dalam jajanan siswa SMP Negeri 20 Malang. Maka dapat penulis simpulakan bahwa jajanan di sekitar SMP Negeri 20 Malang tidak sepenuhnya terbebas dari penyalahgunaan formalin/boraks.

3.2       Saran

3.2.1    Sekolah

3.2.1.1             Memberikan edukasi mengenai bahaya formalin dan boraks kepada seluruh warga SMP Negeri 20 Malang.
3.2.1.2      Menindaklanjuti pedagang yang terbukti menjual jajanan yang mengandung bahan kimia berbahaya baik didalam SMP Negeri 20 Malang maupun disekitar SMP Negeri 20 Malang. Dapat berupa penyuluhan/tindakan tegas
3.2.1.3           Dibentuknya tim kesehatan pangan, yang bertugas untuk  melakukan pengujian berkala terhadap jajanan di sekitar SMP Negeri 20 Malang maupun jajanan di dalam SMP Negeri 20 Malang.
3.2.1.3.1     Memberikan edukasi kepada seluruh warga SMP Negeri 20 Malang mengenai cara untuk mengenali jajanan yang mengandung boraks dan formalin

3.2.2    Siswa

3.2.2.1           Diharapkan siswa dapat membedakan jajanan yang mengandung formalin dan boraks dengan yang tidak menggunakan
3.2.2.2           Diharapkan siswa tidak membeli jajanan yang terindikasi mengguakan formalin dan boraks.

DAFTAR RUJUKAN

1.      Sartono, Drs. 2002. Racun dan Keracunan. Jakarta.Widya Medika
2.      Firman Harry, Liliasary, 1997 KIMIA 1, Jakarta , PT Balai Pustaka
Diakses pada 28 desember 2014 pukul 06.28
4.      id.m.wikipedia.org/wiki/bleng 
Diakses pada 21 desember 2014 pukul 06.00
Diakses pada 25 desember 2014 pukul 08.09
6.      Id.m.wikipedia.org/wiki/Alkena
Diakses pada 9 januari 2015 pukul 18.25
7.      Id.m.wikipedia.org/wiki/Asam_Format
Diakses pada 9 januari 2015 pukul 19.01
8.      id.m.wikipedia.org/wiki/bleng 
Diakses pada 21 Desember 2014 pukul 06.00
9.      Id.m.wikipedia.org/wiki/dehidrogenasi
Diakses pada 9 januari 2015 pukul 19.41
Diakses pada 24 desember 2014 pukul 19.30
11.  Id.m.wikipedia.org/wiki/Katalis
Diakses pada 8 Januari 2015 pukul 19.08
12.  Id.m.wikipedia.org/wiki/Subtitusi_aromatik_elektrofilik
Diakses pada 8 Januari 2015 pukul 18.39

13.  Id.m.wikipedia.org/wiki/Reaksi_Cannizzaro
Diakses pada 9 januari 2015 pukul 18.29
14.  Id.m.wikipedia.org/wiki/redoks
Diakses pada 8 januari 2015 pukul 19.13
15.  Malso.tripod.com/garam_mineral.htm
Diakses pada 9 januari 2015 pukul 20.04
Diakses pada 26 esember 2014 pukul 06.43
17.  http://m.facebook.com/notes/gracy-skin-care/10-zat-kimia-berbahaya-pada- kosmetik/682459188440511
Diakses pada 21 desember 2014 pukul 05.30
Diakses pada 28 desember 2014 pukul 06.33
Diakses pada 24 desember 2014 pukul 19.34
Diakses pada 25 desember 2014 pukul 08.15
21.  Perpustakaancyber.blogspot.in/2013.10.pengertian-polimer-bentuk-contoh-struktur.html?m=1
Diakses pada 9 januari 2015 pukul 19.43

22.  Rahmadinechm_blogspot.in/2013/11/normal-0-normal-false-false-en-us-x-none.html?m=1
Diakses pada 8 Januari 2015 pukul 18.46
23.  Sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii-€€2/senyawa-karbon/aldehid/
Diakses pada 8 Januari 2015 pukul 18.29
Diakses pada 8 Januari 2015 pukul 18.36













GLOSARIUM
Aldehida                                                         Senyawa organik yang memiliki gugus karbonil terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen dan berinkatan angkap dengan atom oksigen.
Alkena                                                             Hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap 2 antara atom karbon.
Asam format                                                   Asam karboksilat yang paling sederhana. Terdapat pada sengat lebah dan semut sehingga sering disebut asam semut
Bentuk polimer                                               Ikatan antar monomer secara berulang yang memiliki massa molekul sama
Dehidrogenasi                                                 Reaksi kimiawi yang melepaskan  atom hidrogen.
Dermatitis                                                       Peradangan pada kulit
Efek toksik                                                      Efek racun
Elektrofil                                                         Spesies bermuatan positif/netral, yang kekurangan elektron dan dapat menerima sepasang elektron
Fumigan                                                          Gas mudah menguap yang dapat membunuh serangga
Garam Mineral                                                Bahan tak organik dalam bentuk ion
Katalis                                                             Suatu zat yang mempercepat laju      pada suhu tertentu tanpa mengalami perubahan/terpakai oleh reaksi itu sendiri
Kolaps                                                             Pingsan
Logam alkali                                                   Hasil reaksi dengan air berupa basa kuat. Contohnya lithium, natrium, kalium rubidium sesium dan fransium
Oksidasi                                                          Peningkatan bilangan oksidasi
reaksi Cannizzaro                                            Dinamakan dari penemunya Stanislao Cannizzaro adalah sebuah reaksi kimia yang melibatkan disproporsional aldehida tanpa hidrogen pada posisi alfa yang diinduksi oleh basa
Reaksi substitusi aromatik elektrofilik            Reaksi organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil
Senyawa aromatik                                           Senyawa hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap diantara atom-atom karbonya
Unsur Boron                                                   Satu-satunya non-logam dalam golongan III A pada tabel  dan menunjukkan kemiripan sifat dengan unsur-unsur tetangga, carbon (C) dan silikon (Si).




LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

A.           Guru:

Pertanyaan:

1.             Menurut Ibu/Bapak,  apa saja dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan formalin dan boraks pada jajanan siswa?
2.             Menurut  Ibu/Bapak, apakah manfaat dilakukan penyuluhan tentang bahaya dari penggunaan formalin dan boraks?
3.             Menurut Ibu /Bapak, apa saja ciri-ciri dari jajanan yang mengandung boraks?
4.             Menurut Ibu/Bapak, apa saja ciri-ciri dari jajanan yang mengandung formalin?
5.             Bagaimana reaksi tubuh bila mengkonsumsi jajanan yang mengandung formalin dan boraks?
6.             Mengapa setelah mengonsumsi formalin dan boraks dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan dampak yang buruk terhadap kesehatan?
7.             Menurut Ibu/Bapak bagaimana seharusnya peredaran formalin dan boraks yang diatur dalam Negara Republik Indonesia?
8.             Menurut Ibu/Bapak mengapa formalin dan boraks dapat dikategorikan sebagai  bahan karsinogenik?
9.             Menurut Ibu/Bapak apa saja yang perlu disosialisasikan mengenai formalin dan boraks?
10.         Bagaimanakah cara Ibu/Bapak untuk menguji kandungan boraks dan formalin dalam jajanan?

Jawaban :

1.             Dampaknya tidak terlihat dalam jangka waktu yang pendek. Untuk dapat terlihat maka boraks/formalin harus diakumulasi terlebih dahulu dalam tubuh. Gejala langsung yang dapat kita lihat, antara lain : mual dan pusing. Sedangkan gejala yang muncul secara tidak langsung, antara lain : kanker, gangguan pada hati, dan gangguan pada ginjal
2.             Supaya para siswa mengenal tindakan preventif sebelum terkena dampaknya supaya lebih dapat menyeleksi jajanan yang mengandung dan tidak mengandung boraks/formalin.
3.             Tekstur jajanan yang mengandung boraks akan lebih kenyal, jajanan tidak mudah basi dalam jangka waktu 2-3 hari dalam suhu kamar, sedangkan pada jajanan yang tidak mengandung bahan kimia, normalnya hanya bertahan selama 1 hari dalam suhu kamar. Biasanya jajanan ini memiliki rasa yang asin dan juga pahit, tetapi rasa pahit dari jajanan biasanya masih tertingggal di bagian pangkal dari lidah.
4.             Tekstur jajanan yang mengandung formalin cenderung tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Namun bila dicium biasanya terdapat aroma obat di dalam jajanan, semakin menyengat aroma dari obat tersebut maka semakin pekat konsentrasi  formalin dari jajanan tersebut. Dari rasa hampir tidak ada perbedaan rasa dari jajanan yang mengandung formalin dengan yang tidak. Untuk lebih jelasnya maka diperlukan pengujian laboratorium.
5.             Pertama di bagian pangkal lidah akan terdapat rasa pahit yang tertinggal. Kemudian ketika jajanan yang mengandung formalin atau boraks bergerak menuju kerongkongan maka akan meninggalkan rasa sakit di faring yang kerap disebut dengan faringitis. Ketika berada di lambung maka akan menyebabkan perasaan mual dan kembung. Hal ini terjadi karena formalin dapat berubah menjadi gas. Formalin/boraks kemudian akan diserapke pembuluh darah untuk di edarkan ke seluruh tubuh. Hal ini akan mengakibatkan rasa sering haus, rasa sering haus ini juga akan mengakibatkan rasa ingin buang air kecil. Jika jajanan tersebut masih dikonsumsi dalam jangka panjang, maka hal yang paling utama terjadi adalah kanker hati.
6.             Karena dosis formalin/boraks sudah melebihi ambang batas, maka hal ini akan menyebabkan dosisnya tidak dapat diserap oleh hati. Formalin/boraks yang tidak dapat diserap oleh hati  kemudian akan bergerak bersama darah melalui pembuluh darah menuju ke ginjal. Ginjal akan menyerp dosis formalin/boraks yang tidak dapat diserap hati. Apabila terdapat kerusakan pada ginjal, maka formalin/boraks akan  kembali terbawa lagi ke dalam darah yang sudah dibersihkan oleh ginjal untuk diedarkan seluruh tubuh terutama otak dan jantung. Hal ini juga mengakibatkan dosis formalin/boraks dapat terakumulasi dalam otak yang dapat mengakibatkan kanker otak.
7.             Untuk formalin dan boraks tentunya dapat dengan mudah untuk dibeli di pasaran tanpa memerluka ijin dari dokter. Ketidak tahuan dosis aman dari penggunaan formalin dan boraks inilah yang kemudian membuat para pedagang untuk menambahka formalin dan boraks dengan takaran sendiri. Hal ini juga dilakukan demi mendapat keuntungan yang besar.
8.             Tubuh sendiri tidak dapat menetralkan atau menguraikan formalin dan boraks dalam jumlah yang besar. Hal ini tentu akan mengakibatkan zat tersebut terakumulasi dalam organ-organ tubuh. Yang memicu terjadinya kanker.
9.             Untuk sosialisasi kepada siswa kita hanya perlu menunjukkan saja bahaya dari penggunaan formalin/boraks serta ciri-cirinya. Paling tidak kader dari UKS dapat memberi contoh agar siswa tidak mengkonsumsi jajanan yang mengonsumsi jajanan yang mengandung formalin/boraks.
10.         Dapat kita lakukan dengan uji nyala. Menggunaka asam sulfat pekat yang ditambahkan dengan methanol, kemudian kita sulut dengan api. Apabila pinggiran dari api berwarna kehijau-hijauan maka dapat dipastikan apabila jajanan tersebut positif mengadung boraks. Untuk menguji ada atau tidaknya kandungan formalin dalam jajanan, kita dapat menggunakan larutan kalium permanganat. Jajanan yang dicurigai mengandung formalin kemudian kita masukkan kedalam larutan kalium permanganat. Apabila warna dari kalium permanganat yang semula berwarna ungu berubah menjadi bening maka jajanan tersebut positif mengandung formalin.


B.            Siswa     :

Pertanyaan       :

1.             Apakah Anda dapat menyebutkan apa saja dampak negatif dari boraks dan formalin dalam jajanan?
2.             Dapatkah anda menyebutkan apa ciri-ciri dari jajanan yang mengandung boraks?
3.             Dapatkah Anda menyebutkan apa ciri-ciri dari jajanan yang mengandung formalin?
4.             Apakah manfaat diadakan penyuluhan mengenai bahaya dari penggunaan boraks dan formalin dalam jajanan siswa?
5.             Menurut anda mengapa formalin dan boraks digolongkan sebagai zat kimia berbahaya?
6.             Apa yang anda lakukan bila jajanan yang anda konsumsi terindikasi mengandung formalin/boraks?
7.             Menurut Anda  mengapa boraks/formalin dilarang digunakan sebagai bahan campuran jajanan?
8.             Apa saja yang perlu disosialisasikan mengenai formalin dan boraks?
9.             Menurut Anda apa saja yang dapat dilakukan untuk menekan penggunaan formalin dan boraks dalam jajanan?
10.         Bagaimanakah cara anda untuk menguji adanya kandungan boraks dan formalin dalam jajanan yang anda konsumsi?                                                                           


Jawaban           :

1.             Dalam jangka panjang boraks/formalin yang terus-terusan dikonsumsi akan mengakibatkan pengakumulasian didalam organ-organ tubuh yang dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker.
2.             Memiliki tekstur yang cenderung baik, lebih kenyal, dan lebih tahan lama
3.             Akan sulit untuk basi, biasanya dapat bertahan lebih lama daripada jajanan yang tidak mengandung bahan pengawet atau bahan yang mengandung bahan pengawet alami
4.             Menambah wawasan siswa mengenai ciri-ciri jajanan yang mengandung formalin/boraks dan supaya tahu dampak negatif dari mengonsumsi jajanan yang mengandung formalin/boraks
5.             Apabila digunakan secara terus-menerus walaupun dalam dosis yang sedikit, maka akan menyebabkan akumulasi formalin/boraks didalam tubuh sehingga menimbulkan dampak yang negatif dalam jangka waktu yang panjang.
6.             Apabila sudah terjadi kecanduan maka yang akan dilakukan adalah mengurangi konsumsi dari jajanan tersebut secara terus-menerus hingga hilang rasa ingin mengonsumsinya lagi. Namun lebih baik jika dapat dihindari mengkonsumsi jajanan tersebut sebelum kecanduan.
7.             Untuk membuat jajanan lebih awet dan memperbaiki terkstur sehingga mendapatkan laba yang besar
8.             Untuk siswa yang perlu disosialisasikan, antara lain : ciri-ciri dari formalin dan boraks, dampak negatif dari jajanan yang menggunakan formalin dan boraks, serta cara untuk mengetahui kandungan formalin dan boraks dalam jajanan.
9.             Dapat menggunakan bahan pengawet alami atau cara alami untuk mengawetkan jajanan untuk menggantikan penggunaan formalin, serta menggunakan bahan pengenyal alami untuk menggantikan penggunaan boraks.
10.         Dapat dilihat dari ciri-cirinya, antara lain : sukar membusuk, sangat kenyal, serta berbau menyengat.
























ANGKET

”Kandungan Formalin dan Boraks dalam Jajanan Siswa Serta Pengaruhnya Bagi Kesehatan Siswa SMP Negeri 20 Malang”

Petunjuk pengisian angket : Beri tanda centang () untuk setiap jawaban pada kolom
No
Daftar Pertanyaan

Ya
Tidak
Ragu-ragu
1
Apakah jajanan di dalam SMP Negeri 20 Malang sudah bebas dari formalin dan boraks?



2
Apakah Anda sudah mengetahui apa dampak negatif dari jajanan yang mengandung formalin dan boraks?



3
Apakah jajanan di sekitar SMPN 20 Malang sudah aman dari formalin dan boraks?



4
Apakah pengolahan jajan di dalam SMP Negeri 20 Malang sudah bersih dan higenis ?



5
Apakah orang tua Anda pernah melarang Anda membeli jajanan sembarangan?



6
Apakah Anda menyukai jajanan sekitar sekolah daripada di kantin sekolah?



7
Apakah Anda lebih menyukai jajanan yang terasa kenyal?



8
Apakah harga dari jajanan dapat menentukan bebas atau tidaknya dari formalin dan boraks?



9
Apakah Anda lebih menyukai memakan jajanan ringan untuk menghilangkan rasa lapar?



10
Apakah Anda lebih menyukai jajanan di luar dari pada makanan di rumah?



11
Apakah masakan yang anda makan sudah bebas dari formalin dan boraks?



12
Apakah Anda dapat mengenali jajanan yang menggunakan formalin dengan yang tidak menggunakan formalin?



13
apakah Anda dapat mengenali jajanan yang mengandung formalin dan boraks?



14
Apakah program kantin bebas dari bahan "7P" sudah berjalan secara efektif?



15
Apakah Anda dapat mengenali jajanan yang menggunakan boraks dengan yang tidak menggunakan boraks?



16
Apakah Anda sering mengkonsumsi jajanan di luar sekolah SMP Negeri 20 Malang?



17
Apakah Anda dapat melakukan pengujian sendiri untuk mengetahui jajanan yang mengandung formalin dan boraks?



18
Apakah orang tua Anda sudah dapat mengenali adanya formalin dan boraks dalam makanan?



19
Apakah Anda akan tetap membeli apabila jajanan tersebut mengandung formalin dan boraks?



20
Apakah sosialisasi tentang bahaya formalin dan boraks dalam jajanan di SMP Negeri 20 perlu dilaksanakan?







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About