Jumat, 27 Februari 2015

Menuju ujung timur Pulau Jawa







Suasana stasiun sudah cukup ramai. Sebuah kereta yang dikabarkan akan membawa penumpang ke banyuwangi sudah terlihat mocongnya. 2 orang pemuda yang akan menaiki kereta tersebut pun mulai bersiap.

PPKA             :”Kepada seluruh penumpang. Kereta api tawang alun akan masuk jalur 3. Sekali lagi kereta api tawang alun akan masuk di jalur 3” (Bel stasiun berbunyi)

Begitulah kira-kira kata dari PPKA stasiun malang. Benar saja berselang sekitar 5 menit. Tampak sebuah kuda besi yang tetap tegar menerjang umur. Tetap setia menarik ular besi meski banyak kuda lainya yang lebih kuat. Suara klaksonya cukup untuk membuat semua orang menoleh sejenak untuk memperhatikanya. Itulah dia. CC201. Dengan keluaran dayanya yang setara 2000 horse power. Dan umurnya yang sudah melebihi 30 tahun kerja. Ia cukup perkasa untuk tidak menyerah pada jaman yang terus berputar. Kupandangi selembar kertas panjang di tanganku. Kertas yang bisa membawaku pergi ke ujung timur puLau jawa. Pantulan cahaya matahari pada dinding stasiun sudah bewarna kekuningan yang itu artinya sang mentari akan mulai menggelamkaan diri di ujung barat. Menunjukkan setiap insan agar segera menutup matanya dan bangun esok hari dengan kondisi bugar. Karena stasiun malang merupakan stasiun ke 2 yang baru dilalui oleh kereta ini. Sehingga penumpang sepi dan itu artinya cukup mudah untuk masuk karena intensitas penumpang yang keluar cukup sedikit. Aku mendapat gerbong ke 2 dari sang kuda besi. Tepat di belakang gerbong bagasi. Berada di dalam sebuah ular besi. Sinyal merah di depan lokomotif itupun sudah terangkat. Sebuah peluit nyaring dari PPKA juga sudah berbunyi disambut dengan klakson panjang dari sang kuda besi. Sang ular besi mulai sedikit-sedikit merangkak untuk mulai berjalan. Kepulan asap mulai keluar dari lubang di atas sang kuda besi. Deru mesinya pun semakin kencang menunjukkan sang masinis sudah siap untuk menjalankan sang kuda besi. Setelah berada di jalur 3 selama beberapa menit. Ular besi ini sudah mulai merangkak menuju jalur utama dan siap melanjutkan perjalanan. Tampak dari sebelah kanan sang ular besi 3 jalur rel yang merupakan tempat untuk tidur/langsir sang kuda. Namun hanya 1 dari ketiga rel itu yang masih nerkilau ooleh matahari. 2 sisanya sudah mulai berkarat karena tidak pernah digilas oleh roda yang tak pernah bocor. Setelah ular besi berpisah dengan stasiun malang tampak berbgai rumah yang kebanyakn berstatus kumuh menurutku berada dekat dengan rel kereta hingga menurutku akan susah saat rel di jalur ini harus memiliki pasangan disampingnya. Karena rumah ini berjarak kurang dar 4 meter dari rel kereta yang tentunya cukup berbahaya dan melanggar aturan.terdengar suara klakson panjang dari ular besi dan disambut


dengan khas oleh suara palan pintu perlintasan. Ting tung ting tung. Begitulah kira-kira. Dan tampak pula sang penjaga pintu perlintasan yang duduk diposnya.

 Sosok yang menyelamatkan banyak nyawa dari tertabrak kerete mengingat sifat orang indonesia yang suka melanggar aturan. Sebagai contoh saat aku pergi ke gramedia untuk membeli buku Max Havelaar yang sampai sekarang masih belum selesai kubaca. Tampak di stan penjualan bulpen tulisan
“jangan coret-coret di kertas ini
Namun karena berhadapan dengan orang indonesia. Kertas tak berdosa itu tercoret dengan coretan bulpen berbagai warna hingga seorang pelukis bisa mengatakan bahwa kertas itu adalah sebuah lukisan abstrak
            “bro liat tuh.” Sambil menunjuk ke kertas yang sudah disiksa dengan biadab tersebut
            “kenapa bro?”
            “liat tuh.  Bangsamu. Bangsamu”
            “urusan aturan kok sama orang indonesia”
Oke memang bukan maksudku untuk menghina bangsaku sendiri namun. Yah negitulah apa yang terjadi. Apabila ada kecelakaan kereta yang menabrak manusia hingga meninggal. Masinis yang selalu disalahkan. Padahal apabila masinis menarik tuas rem darurat untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut. Justru seluruh nyawa dalam sang ular besi itulah yang menjadi taruhan. Yah hidup itu memang berbelit-belit. Tidak ada kata kebenaran mutlak.
Deru suara sang kuda besi semakin kencang. Seakan ia akan melahap semua rel yang ada dihadapanya. Kecepatan sang ular besi pun semakin bertambah hingga seolah-olah akan memecahkan rekor kereta tercepat. Beberapa anak tampak senang saat kereta lewat seolah aku melihat diriku sendiri dalam tubuh mereka. Setelah disajikan dengan pemandangan kesumpekan kota malang yang sudah akan mengalahi kota termacet. Sawah-sawah yang hijau mulai memanjakan mata. Tiba-tiba muncul sang kondektur dari gerbong belakang yang tentunya bertujuan untuk mengecek tiket apakah ada penumpang gelap yang naik.
           

“maaf mas. Bisa saya liat tiketnya”
            “tentu” kataku sambil menyerahkan tiketku
Plong plong tiket itu dilubangi sebagai bukti bahwa tiket itu sudah digunakan. Meski menurutku tidak perlu karena tanggal sudah tertera di tiket itu serta tujuan yang akan dituju. Tak lama setelah pemandang sawah itu tampaklah sebuah stasiun dengan canopy bewarna hijau dan papan naama yang tertuliskan warna disana. Penumpang tamak sepi saat di stasiun ini. Hanya tampak beberapa pedagang asongan yang bekerja mencari nafkah untuk sesuap nasi.
            “mizone, mizone mizone. Aqua dingin aqua dingin aqua.yang hasu yang has”
            “dituku dituku dituku. Sayang anak sayang anak. Maian bisa nyala nyala. Mek 10 ewu an.”
Begitulah terkadang saat pedagang mainan sudah memperagakan mainanya seperti menyalakanya. Beberapa tangisan dari anak kecil yang mengingingkan mainan tersebut. Sinyal pun sudah terangkat lagi. Dan seperti di stasiun sebelumnya. Peluit ppka disambut klakson panjang sang masinis. Deru lokomotof mulai terdengar lagi.
Saat sang ular besi sudah mencapai stasiun bangil. Sang kuda penarik dilangsir ke belakang ular sehingga posisiku sekarang berada di gerbong penumpang terakhir. Tentunya karena aku akan ke timur dan tidak ada rel kereta yang lansung ke arah timur dari stasiun malang. Saat aku sudah sampai di stasiun probolingo adzan maghrib sudah terdengar. Gerbong pembangkit kerete pun mulai bekerja lebih keras untuk menyuplai listrik untuk lampu dan ac yang ada. Beberapa penumpang sudah mulai mengantuk. Beberapa juga masih menggosip.
            “angin~ bawalah rinduku kepadanya”
Sepatah lagu yan pernah kudengar dan masih belum kuketahui siapa yang menyanyikan.
Saat aku sudah melwati jember hari sudah larut. Tidak ada yang dapat dilihat karena disana kekurangan cahaya. Padahal apabila cahaya itu cujup banyak maka akan terbntang pemndangan yang tidak dapat dilihat di kota malang. Jembatan yang sudah entah berapa puluh tahun berdiri. Jalan-jalan yang berkelok mengikuti lekuk gunung. Terowongan yang panjang dan gelap hingga kadang asap dari lokomotif menyesakkan hidung karena bau HSD yang dibakar sebagai bahan bakar. Sungai yang jauh dibawah jembatan yang seoalah mengalir tanpa dosa. Tak pernah berhenti meski dihalangi oleh batu-batu kali yang tidak teratur namun terlihat serasi. Sawah-sawah di kejauhan dengan gunung sebagai background seolah memvisualisasikan lukisan di dunia nyata. Dan sebagainya yang tidak dapat diungkapkan. Nmaun karena prinsip akhirnya setelah beberapa lama berselang aku sudah sampai di ujung paling timur pulau jawa.
Welcome to banyuwangi. Begitulah kira-kira mungkin tugu yang biasa berada di batas kota. Hingga aku sampi di tujuan ku pun aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri
“selamat datang di stasiun karang asem. Periksa barang bawaan anda dan selamat jalan bagi anda. Semoga selamat sampai tujuan”
Kata-kata yang biasa kudengar dari PPKA ysng bertugas di Stasiun Karangasem. Malam itu aku lupa untuk menghubungi saudaraku di kota tersebut bahwa aku akan datang malam itu. Karena dikota itu tidak seperti malang yang kadang ada angkot hingga jauh larut. Maka aku harus menempuh sekitar 3 km untuk sampai. Tidak seperti malang yang terkadang ramai di beberapa sudut. Disana sangat sepi seolah kota itu telah diserang oleh wabah ppenyakit yang memusnahkan semua. Cuaca sangat dingin hingga terasa seperti akan membekukan darah. Setelah beberapa puluh menit berjalan seperti orang tanpa tujuan aku sampai dan segera bersiap untuk tidur.

1 komentar:

 

Blogger news

Blogroll

About