Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Talangagung tidak hanya sebagai tempat penampung buangan sampah di bagian hilir saja. Pada TPA Talangagung ini sampah tidak hanya ditimbun saja, tetapi pada tempat ini, sampah dimanfaatkan menjadi barang yang sangat bermanfaat. Timbunan sampah yang merupakan hasil dari kumpulan dari 19 kecamatan di Kabupaten Malang ini mempunyai banyak output yang bisa dimanfaatkan warga sekitar, salah satu diantaranya adalah gas methane (CH4) atau biogas karena gas ini bisa dimanfaatkan untuk bahan bahan bakar.
Gas metana sebenarnya
merupakan salah satu gas yang berbahaya, karena gas ini merupakan salah satu
dampak efek rumah kaca yang disebabkan global
warming pada bumi. Namun di tangan orang-orang yang ada di TPA Talangagung,
gas ini dijadikan sebagai pengganti gas yang digunakan untuk memasak oleh
masyarakat sekitar. Oleh karena itu, selain mengurangi dampak dari efek rumah
kaca dengan memanfaatkan gas metana sebagai sumber energi alternatif, gas
metani ini memang dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat
penumpukan sampah dan mengurangi areal untuk penampungan sampah, sangat baik
untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan yang ada di TPA Talangagung ini.
Kini masyarakat yang ada di
sekitar TPA Talangagung tidak lagi menggunakan LPG untuk memasak, karena
masyarakat setempat menggunakan gas metana yang telah ditampung di stasiun
kecil di TPA Talangagung. TPA Talangagung ini juga mempunyai makanan khas yaitu
sebuah tempe yang dimasak menggunakan gas metana. Produksi
gas metan juga mampu memasok penerangan jalan umum, gas bahan baku
elpiji, dan bahan bakar untuk mobil. "Gas metan ini disalurkan ke rumah
warga di sekitar TPA selama 24 jam. dapat juga digunakan sebagai bahan
bakar bagi
mobil Mercedes Bens Tiger tahun 1979. Penggunaan bahan bakar dari gas
metan itu sudah diujicobakan sejak enam bulan lalu dan tidak terjadi
masalah untuk di daerah panas seperti Surabaya dan daerah dingin seperti
Batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar